Eksistensi.id, Samarinda – Di tengah tren positif penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Timur (Kaltim), Anggota DPRD Kaltim, Agusriansyah Ridwan, mengingatkan bahwa angka bukan segalanya. Menurutnya, yang lebih penting adalah bagaimana menciptakan pasar kerja baru berdasarkan potensi lokal dan tren generasi saat ini.
“Kita tidak boleh hanya menunggu pasar kerja, tapi harus menciptakannya berdasarkan potensi lokal dan kecenderungan generasi,” tegas Agusriansyah, Rabu (9/7/2025).
Pernyataan itu muncul merespon data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat penurunan TPT Kaltim dari 6,81 persen pada Februari 2021 menjadi 5,33 persen pada Februari 2025.
Meski jumlah angkatan kerja meningkat, angka pengangguran berhasil ditekan, sebagian besar berkat penyerapan tenaga kerja di sektor pertambangan dan konstruksi.
Namun, ketergantungan pada sektor tambang bukan solusi jangka panjang, apalagi di tengah transisi global menuju ekonomi hijau dan digital.
Agusriansyah mendorong pemerintah untuk segera beralih ke strategi pembangunan ekonomi yang lebih beragam, inklusif, dan berkelanjutan, khususnya bagi generasi muda.
“Kita harus mulai membangun ekosistem kerja yang tidak lagi menunggu lowongan, tapi membentuknya. Bidang seperti konten kreator, agritech, digital marketing, bahkan ekspor produk desa harus difasilitasi,” ungkapnya.
Agusriansyah menyarankan agar pemetaan minat dan kecenderungan generasi muda dilakukan melalui riset sosial yang terintegrasi, yang kemudian dijadikan dasar penyusunan program vokasi dan pelatihan keterampilan spesifik.
“Kalau kita tahu anak-anak muda cenderung ke digital, jangan terus-terusan tawarkan pelatihan konvensional. Fasilitasi sertifikasi video, e-commerce, bahkan remote working tools. Ini bukan tren sesaat, tapi arah masa depan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, dunia pendidikan, dan pelaku industri untuk menyusun peta jalan ketenagakerjaan yang tidak lagi terpusat pada sektor dominan seperti pertambangan, tetapi berbasis keragaman potensi lokal.
“Pendidikan vokasi di kampus harus sejalan dengan kebutuhan industri dan arah pembangunan. Kita tidak bisa terus mencetak sarjana tanpa strategi penyerapan kerja yang relevan,” jelasnya.
Agusriansyah mengajak semua pihak untuk berpikir jauh ke depa mengembangkan SDM bukan hanya untuk memenuhi lowongan, tapi untuk menciptakan pekerjaan baru yang membangun ekonomi daerah dari akar rumput.
“Kalau kita serius ingin ketahanan ekonomi, maka jawabannya bukan tambang, tapi kreativitas dan keberanian menciptakan pasar kerja sendiri,” pungkasnya.(ADV)
Penulis : Nurfa | Editor: Redaksi