Eksistensi.id, Samarinda — Dalam upaya memperkuat fondasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045, Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Ismail Latisi, menekankan pentingnya peran ayah sebagai figur utama dalam pengasuhan anak dan pembentukan karakter di dalam keluarga.
Menurut Ismail, saat ini masih banyak ayah yang secara fisik hadir di rumah namun secara emosional justru absen dari kehidupan anak-anak mereka.
Hal ini, katanya, menjadi celah besar dalam membangun ketahanan keluarga yang kuat di tengah derasnya pengaruh lingkungan luar.
“Kalau anak tidak merasakan cinta di rumah, ia akan mencarinya di luar. Kalau lingkungannya positif, itu berkah. Tapi kalau tidak, maka masa depannya bisa tergelincir,” kata Ismail, Jumat (11/7/25).
Ia menegaskan bahwa pengasuhan bukan hanya tugas ibu. Ayah juga memegang peran penting sebagai role model dan sumber kedisiplinan yang penuh kasih, terutama dalam membentuk nilai dan akhlak anak sejak dini.
“Rumah adalah sekolah pertama anak. Ayah harus menjadi pilar utama di dalamnya, bukan hanya sekadar pencari nafkah. Ini bagian dari investasi sosial jangka panjang,” tegasnya.
Ismail mengaku telah sering menyampaikan kepada para kepala sekolah dan guru untuk mendorong pelaksanaan sesi parenting yang menyentuh kesadaran orang tua, terutama para ayah, tentang pentingnya keterlibatan mereka.
“Pendidikan karakter tidak bisa sepenuhnya dibebankan kepada sekolah. Porsinya justru paling besar di rumah,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa tantangan generasi ke depan tidak hanya soal akademik, tetapi juga tentang ketahanan moral dan mental. Maka, penguatan peran orang tua khususnya ayah adalah bagian dari strategi membangun generasi unggul 2045.
“Anak-anak ini bukan hanya aset keluarga, tapi aset bangsa. Kita tidak bisa bicara tentang generasi emas tanpa fondasi keluarga yang kokoh,” tutupnya.(ADV)