Eksistensi.id, Samarinda – Ketua Komisi II DPRD Kota Samarinda, Iswandi, menyerukan perlunya terobosan nyata untuk memajukan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Tepian.
Ia menilai, selama ini kemajuan UMKM kerap terhambat bukan karena lemahnya produk, tetapi minimnya dukungan fasilitas strategis dari pemerintah.
Salah satu usulan utama yang ia dorong adalah pembangunan rumah kemasan.
Menurutnya, tampilan produk memainkan peran penting dalam memikat pasar. Tanpa kemasan yang profesional, produk lokal akan sulit bersaing, meski kualitas isinya baik.
“Kemasan yang menarik adalah wajah pertama produk. Kita butuh rumah kemasan sebagai fasilitas penopang, bukan sekadar tambahan,” ujar Iswandi.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti ketiadaan galeri promosi terpadu yang bisa menjadi etalase produk-produk unggulan UMKM Samarinda. Ketika tamu dari luar datang, kata dia, sering kali kota ini tidak memiliki tempat representatif untuk memperkenalkan kekayaan produknya.
“Kalau kita saja bingung mau tunjukkan produk ke mana, artinya promosi belum siap. Galeri ini bukan sekadar ruang pajang, tapi juga ruang branding kota,” ucapnya.
Iswandi tak berhenti sampai di sana. Ia mengajukan gagasan pembentukan creative hub sebuah pusat kegiatan ekonomi kreatif yang menggabungkan fungsi pelatihan, jejaring, hingga inkubasi usaha.
Fasilitas semacam ini, menurutnya, bisa menjadi laboratorium ide bagi generasi muda yang ingin terjun ke dunia usaha.
“Creative hub adalah investasi jangka panjang. Di sanalah gagasan tumbuh, pelaku usaha saling belajar, dan kolaborasi terjadi,” tambahnya.
Selain infrastruktur fisik, Iswandi juga menekankan pentingnya legalitas usaha bagi UMKM. Ia mengungkapkan bahwa sebagian besar pelaku usaha kecil di Samarinda belum memiliki izin resmi, yang menghambat akses mereka ke berbagai program bantuan dan pembinaan dari pemerintah.
“Kita punya banyak UMKM potensial, tapi karena tak punya legalitas, mereka tertutup dari banyak peluang. Ini ironi yang harus segera diakhiri,” tegasnya.
Ia mendorong Dinas Koperasi dan UMKM untuk aktif melakukan pendampingan, termasuk membuka jalur legalisasi yang sederhana, murah, dan cepat.
Di sisi legislatif, Iswandi memastikan bahwa DPRD siap mendukung penuh dari sisi kebijakan dan anggaran.
“Pemerintah harus jemput bola. Kami di DPRD siap bantu dorong, asal programnya jelas dan berpihak,” katanya.
Bagi Iswandi, membangun UMKM bukan hanya tentang menciptakan lapangan kerja, tapi juga mengangkat martabat ekonomi masyarakat.
Ia menegaskan bahwa sudah waktunya UMKM di Samarinda dibekali dengan ekosistem yang mendukung pertumbuhan, bukan sekadar dipuji dalam retorika.
“UMKM kita tidak cukup sekadar dilindungi. Mereka harus diberdayakan untuk naik kelas, jadi pemain di rumah sendiri dan siap ekspansi ke luar,” tutupnya.(ADV)