Eksistensi.id.Kukar – Desa Loa Lepuh di Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), menaruh perhatian besar pada ketahanan pangan lokal dengan mengutamakan perbaikan infrastruktur pertanian. Saluran irigasi ditempatkan sebagai prioritas utama karena dianggap berperan vital dalam menopang produktivitas lahan warga.
Kepala Desa Loa Lepuh, Sumali, menegaskan pembersihan irigasi dilakukan secara rutin agar kejadian banjir tidak terulang.
“Pembersihan saluran irigasi ini terus kami lakukan untuk mengantisipasi banjir yang pernah terjadi sebelumnya. Kegiatan ini masih berjalan sampai sekarang dan menjadi prioritas rutin,” ujarnya pada Rabu (24/9/2025).
Selain perawatan irigasi, desa ini juga menerima dukungan berupa alat pertanian modern dari pemerintah daerah, seperti service prayer, kultivator, dan peralatan pengolahan lahan lainnya. Bantuan tersebut dinilai sangat membantu dalam menekan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi kerja petani.
“Kehadiran alat-alat ini sangat membantu meningkatkan efisiensi kerja petani, terutama dalam menghemat waktu dan tenaga,” jelas Sumali.
Meski demikian, tantangan lain muncul dari minimnya regenerasi petani. Mayoritas pelaku pertanian di Loa Lepuh kini berusia 40 tahun ke atas, sementara minat generasi muda untuk melanjutkan usaha tani masih rendah. Kondisi ini dikhawatirkan dapat memengaruhi keberlanjutan sektor pertanian di masa depan.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah desa mulai memperkenalkan teknologi pertanian modern. Modernisasi ini diharapkan mampu menarik perhatian generasi muda agar melihat pertanian sebagai sektor yang menjanjikan.
“Saat ini, sebagian besar pelaku pertanian berada di usia 40 tahun ke atas. Minat generasi muda untuk terjun di bidang ini masih sangat rendah,” terangnya.
Menurutnya, langkah ini bukan hanya bertujuan mempertahankan produksi, melainkan juga meningkatkan hasil panen. Dengan begitu, pertanian di Loa Lepuh bisa terus berkembang dan menjadi sektor unggulan yang mampu menjawab kebutuhan pangan masyarakat.
“Kami ingin pertanian di Loa Lepuh tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang dengan hasil panen yang lebih baik. Harapannya, teknologi bisa menjadi pintu masuk bagi regenerasi petani dan peningkatan produksi,” tutupnya.(adv)