Teks : Lurah Loa Ipuh, Erri Suparjan
Eksistensi.id.Kukar – Kawasan bantaran Sungai Mahakam di Kelurahan Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong, masih menyisakan pemandangan yang kurang apik, dengan rumah padat, tata ruang tidak teratur, serta sanitasi yang buruk. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan persoalan lingkungan, tetapi juga menjadi indikator tingginya angka kemiskinan di wilayah tersebut.
Lurah Loa Ipuh, Erri Suparjan, menilai penataan bantaran sungai harus menjadi perhatian bersama pemerintah kelurahan, kecamatan, hingga Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
“PR kelurahan, kecamatan, maupun pemerintah kabupaten saat ini adalah bagaimana sesegera mungkin merapikan kawasan kumuh yang ada di sepanjang bantaran Sungai Tenggarong. Karena kawasan tersebut menjadi salah satu indikator kenapa Kelurahan Loa Ipuh masuk kategori miskin,” jelasnya, pada Rabu (24/9/2025).
Sanitasi yang jauh dari standar kesehatan, menurut Erri, berpotensi memunculkan masalah sosial maupun gangguan kesehatan. Ia menekankan bahwa dukungan Pemkab Kukar sangat dibutuhkan, khususnya melalui bantuan infrastruktur dan peningkatan kualitas lingkungan.
“Kami berharap pemerintah kabupaten bisa terus membantu warga yang benar-benar masuk dalam data kemiskinan agar taraf hidup mereka meningkat. Penataan lingkungan dan perbaikan sanitasi sangat penting untuk mengubah kondisi ini,” ungkapnya.
Meski demikian, Erri menyebut angka kemiskinan di Loa Ipuh perlahan menurun. Faktor pendorongnya adalah pembaruan data indikator kemiskinan serta peran RT yang lebih selektif dalam menentukan kategori warga miskin.
Namun ia menekankan, perubahan pola pikir masyarakat tetap menjadi kunci agar warga tidak bergantung sepenuhnya pada bantuan pemerintah.
“Kita berharap masyarakat yang dikategorikan miskin itu bukan hanya yang meminta bantuan dari pemerintah. Saat ini pemerintah kelurahan terus mengedukasi warga untuk merubah mindset bahwa kita bukan masyarakat miskin atau dimiskinkan hanya karena meminta bantuan,” tegasnya.(adv)