Eksistensi.id, Samarinda — Di tengah tren positif pembinaan atlet taekwondo di Kota Samarinda, perhatian terhadap kualitas dan keberlanjutan fasilitas latihan masih menjadi catatan penting.
Hal ini ditegaskan oleh Andi Muhammad Afif Rayhan Harun, Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Taekwondo Indonesia (TI) Kota Samarinda.
Afif menilai bahwa meskipun fasilitas olahraga taekwondo di kota ini sudah berkembang cukup baik, namun perawatan dan pengelolaan dojang pusat pelatihan utama para atlet masih memerlukan perhatian lebih dari pemerintah, khususnya dari pihak UPTD Dinas Pemuda dan Olahraga Samarinda.
“Bicara soal prestasi tidak bisa lepas dari kualitas tempat latihannya. Kalau dojang dibiarkan rusak atau kurang layak, bagaimana kita mau mencetak atlet emas?” kata Afif, Senin (30/6/25).
Menurutnya, investasi fasilitas olahraga bukan hanya soal estetika atau kenyamanan, melainkan menyangkut masa depan atlet dan kebanggaan daerah. Ia mencontohkan bagaimana cabang olahraga taekwondo kerap menyumbang medali emas di berbagai kejuaraan, dengan efisiensi yang tinggi dibandingkan cabang beregu.
“Satu atlet, satu medali emas. Kalau dihitung-hitung, ini sangat efektif dibandingkan olahraga tim seperti sepak bola yang hanya menghasilkan satu medali untuk belasan pemain,” jelasnya.
Dalam hal pembinaan internal, Afif memastikan bahwa roda organisasi tetap berjalan stabil. Pelatih dan pengurus disebut tetap solid dalam menyusun dan menjalankan program latihan.
Saat ini, lanjutnya, TI Samarinda juga tengah mencermati proses pemilihan Ketua Pengurus Provinsi Taekwondo Indonesia Kaltim yang baru, sebagai bagian dari upaya menjaga kesinambungan arah pembinaan di tingkat provinsi.
“Itu agenda penting karena kepemimpinan di tingkat provinsi akan sangat menentukan arah organisasi ke depan. Kami sedang mengikuti prosesnya dengan seksama,” ungkap Afif.
Ia menegaskan, keberhasilan olahraga taekwondo tidak bisa dibebankan semata pada atlet dan pelatih. Peran pemerintah daerah, terutama dalam hal penyediaan dan pemeliharaan sarana-prasarana latihan, menjadi faktor penting dalam melanjutkan tradisi emas yang telah dibangun selama ini.
“Jika ingin mempertahankan posisi taekwondo sebagai penyumbang emas utama, maka perhatian terhadap kualitas fasilitas latihan tidak boleh lagi setengah hati,” pungkasnya.(Adv)