Eksistensi.id, Samarinda – Di tengah tantangan global dan derasnya arus digitalisasi, Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Baharuddin Demmu, menilai bahwa pendidikan di Benua Etam harus mulai diarahkan untuk membangun karakter dan memperkuat wawasan kebangsaan generasi muda, bukan semata fokus pada pencapaian akademik.
Menurut Baharuddin, pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Kalimantan Timur tidak boleh tercerabut dari akar budaya dan kekayaan lokal.
Pendidikan di daerah ini, kata dia, harus menyatu dengan semangat keberagaman, nilai-nilai kedaerahan, dan kepedulian terhadap lingkungan sosial.
“Kaltim membutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia, berdaya saing tangguh, dan peduli terhadap daerahnya. Itu tidak bisa dicapai tanpa pendekatan pendidikan yang membentuk karakter dan memperkuat wawasan kebangsaan,” tegasnya, Jumat (11/7/25).
Baharuddin menyebut, revisi terhadap kebijakan pendidikan di Kaltim kini tengah digodok melalui rancangan peraturan daerah (raperda) penyelenggaraan pendidikan. Bukan hanya untuk memperbarui aturan lama yang sudah tidak relevan, tetapi juga untuk menanamkan fondasi baru yang lebih kontekstual dan membumi.
Ia menekankan bahwa perubahan dunia pendidikan tidak bisa hanya berbicara soal teknologi dan kurikulum modern. Nilai-nilai lokal, sejarah daerah, dan identitas kultural masyarakat Kaltim perlu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan di sekolah-sekolah.
“Pendidikan kita harus memunculkan rasa cinta terhadap daerah. Anak-anak perlu mengenal sejarah sungai Mahakam, tradisi Dayak, kearifan pesisir Berau, dan nilai gotong royong masyarakat lokal. Ini bagian dari membentuk jati diri mereka sebagai anak bangsa yang utuh,” ujarnya.
Lebih lanjut, Baharuddin juga menyoroti pentingnya menutup kesenjangan pendidikan antara wilayah kota dan pelosok.
Menurutnya, kualitas guru, akses teknologi, serta fasilitas pendidikan harus menjadi perhatian utama agar tidak terjadi ketimpangan dalam pembentukan SDM unggul.
“Kita tidak ingin hanya mencetak generasi yang pintar di kota, tapi lupa pada anak-anak di Long Apari, Karangan, atau pesisir Sangkulirang. Pendidikan harus merata dan adil, menyentuh semua sudut Benua Etam,” katanya.
Raperda yang tengah disusun itu pun, menurut Baharuddin, akan dirancang agar dapat memayungi sistem pendidikan yang lebih inklusif dari komunitas adat hingga daerah rawan bencana, dari pendidikan formal hingga alternatif.
Baharuddin berharap pendekatan pendidikan berbasis karakter dan kearifan lokal ini menjadi jalan strategis bagi Kaltim untuk mencetak generasi emas yang siap menghadapi era Ibu Kota Negara (IKN) dan dinamika global tanpa kehilangan jati diri.
“Kalau karakter kuat, kebangsaan tertanam, dan potensi lokal dikenali sejak dini, maka kita tak hanya punya generasi pintar, tapi juga generasi yang membela dan membangun tanah kelahirannya,” pungkasnya.(ADV)
Penulis : Nurfa | Editor: Redaksi