Eksistensi.id.Samarinda: Dalam upaya menuju masa depan yang bersih dan berkelanjutan, Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bank Sampah Kersik sebagai bagian dari Program Bantuan Khusus Keuangan Desa (BKKD).
Peresmian ini dihadiri oleh pejabat daerah, perwakilan Pertamina Hulu Kalimantan Timur, dan masyarakat setempat pada Minggu sore (4/2/2024), desa Kersik, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Bupati Edi menjelaskan bahwa program “Terang Kampoengku” yang digalakkan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2021.
“Program ini fokus pada desa-desa di Kukar yang termasuk kategori remote area,” ungkapnya.
Edi menjelaskan bahwa sebelumnya, penggunaan sistem satu rumah satu panel surya telah diimplementasikan, tetapi melalui kajian, sistem listrik tenaga surya komunal terbukti lebih efektif.
Ia berharap pembangkit listrik ini diharapkan mengurangi beban listrik yang sebelumnya menggunakan tenaga diesel atau PLN, memberikan keuntungan ekonomi dan keberlanjutan bagi masyarakat setempat.
“Harapan kita adalah biaya operasional lebih kecil, dan bank sampah dapat berkembang lebih maju dengan dukungan PLTS ini,” pintanya.
Sementara itu, Direktur Solarcell, Imanuel Setiawan, menambahkan bahwa PLTS di Bank Sampah Kersik akan fokus pada menjalankan generator dinamo untuk mesin pencacah sampah.
“Dengan kapasitas 13 KWp, PLTS tersebut mampu menggerakkan dua mesin pencacah selama 5-7 jam kerja,” imbuhnya.
Ia menyampaikan bahwa pihak Solarcell juga memberikan pelatihan kepada 2-3 orang operator dari warga setempat, dan memberikan sertifikat kelulusan sebagai bentuk dukungan dan sinergi yang berkelanjutan.
“Program ini dianggap sebagai proyek pilot pembangunan bank sampah di setiap desa dalam pengelolaan sampah,” ujarnya.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Arianto, mengungkapkan bahwa dana sebesar Rp 1 miliar 250 juta diberikan kepada desa, khususnya Desa Kersik, untuk membangun PLTS guna mengoptimalkan mesin pencacah organik dan plastik.
“Desa Kersik dipilih sebagai percontohan karena sudah memiliki bank sampah dan pengelolaannya baik. Ini akan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengadopsi konsep ini,” tambah Arianto.
Terakhir ia mengaku kalau pemerintah memberikan dana kepada desa melalui APBDes untuk membangun PLTS sebagai dukungan terhadap pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
“Ketika bisa dioptimalisasi, ini akan jadi percontohan bagi desa lain,” ungkap Arianto.
Penulis Frida l editor eka mandiri