Eksistensi.id, Samarinda — Penanganan stunting di Kalimantan Timur (Kaltim) dinilai tak cukup hanya mengandalkan intervensi gizi dari pemerintah. Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Damayanti, menegaskan bahwa kunci utama pencegahan justru terletak pada pengetahuan orang tua dan penguatan pelayanan dasar di tingkat masyarakat.
Menurutnya, stunting adalah persoalan multidimensi yang membutuhkan pendekatan menyeluruh, bukan sekadar program bantuan pangan.
“Sering kali pola asuh justru menjadi faktor penentu. Banyak orang tua belum memahami bagaimana memantau tumbuh kembang anak dengan tepat,” ujar Damayanti, Sabtu (28/6/25).
Meski angka stunting di Kaltim menunjukkan penurunan, Damayanti mengingatkan bahwa tantangan ke depan adalah memastikan layanan seperti posyandu dan Puskesmas menjangkau seluruh wilayah, terutama daerah terpencil.
Ia menekankan bahwa pemantauan rutin melalui posyandu bisa menjadi langkah penting untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan sejak dini.
“Bukan hanya soal tinggi dan berat badan anak. Di posyandu, ada edukasi, konseling, bahkan deteksi dini. Tapi ini hanya bisa berjalan jika orang tua aktif memanfaatkan fasilitas tersebut,” jelas politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Damayanti juga menyoroti pentingnya dukungan anggaran untuk sektor kesehatan ibu dan anak. DPRD Kaltim, kata dia, terus mendorong agar alokasi dana mencukupi, sehingga program intervensi stunting bisa menjangkau lebih luas dan berkelanjutan.
“Anggaran adalah instrumen kebijakan. Kalau kita ingin menurunkan angka stunting secara serius, maka perlu dukungan fiskal yang memadai,” ujarnya.
Ia juga menekankan perlunya sinergi lintas sektor. Menurutnya, target nasional penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2025 hanya akan tercapai bila ada kolaborasi antara legislatif, eksekutif, tenaga kesehatan, dan masyarakat.
“Ini pekerjaan kolektif. Tidak bisa hanya diserahkan ke satu lembaga. Koordinasi dan keterlibatan aktif dari semua pihak sangat krusial,” imbuhnya.
Menutup keterangannya, Damayanti menyampaikan harapan agar seluruh anak di Kaltim bisa tumbuh sehat dan cerdas. Ia menyebut, keberhasilan menurunkan angka stunting bukan hanya pencapaian statistik, tetapi juga fondasi bagi masa depan daerah.
“Anak-anak yang sehat hari ini adalah pemimpin Kalimantan Timur di masa depan. Itulah mengapa isu ini harus menjadi prioritas kita bersama,” pungkasnya.(ADV)