Eksistensi.id, Samarinda – Proyek pembangunan Driving Range Golf di kawasan GOR Segiri kembali menjadi perhatian Komisi III DPRD Kota Samarinda.
Kali ini, sorotan datang dari Ketua Komisi III, Deni Hakim Anwar, yang menilai pengadaan sistem digital asal Korea Selatan perlu disertai dengan perencanaan matang untuk pemeliharaan jangka panjang.
Dari total anggaran tahap kedua sebesar Rp33 miliar, sekitar 45 persen dialokasikan khusus untuk sistem layanan golf berbasis teknologi digital. Sistem tersebut mencakup fitur seperti pencatatan skor, penjadwalan, hingga perangkat operasional otomatis yang kabarnya juga digunakan di lapangan golf Arjuna dan Dago.
“Anggaran untuk sistem digital ini cukup besar, dan pembeliannya dilakukan langsung tanpa skema kontrak tahunan. Ini bisa menghemat biaya di awal, tapi juga menimbulkan risiko kalau tidak ada rencana perawatan jangka panjang,” ujar Deni.
Ia mengingatkan Pemkot Samarinda agar tidak hanya fokus pada pembelian, tetapi juga merancang strategi teknis dan SDM untuk memastikan sistem tetap berjalan optimal dalam beberapa tahun ke depan.
“Teknologi secanggih apapun akan jadi beban jika tidak dirawat dengan baik. Apalagi ini sistem asing, tentu butuh kesiapan dari sisi tenaga teknis dan pembaruan perangkat lunak,” lanjutnya.
Lebih jauh, Deni menegaskan bahwa proyek berbiaya besar ini harus menghasilkan dampak ekonomi nyata bagi kota.
Oleh karena itu, ia mendorong agar pengelolaan dilakukan secara profesional, termasuk dalam hal promosi, pelayanan, dan integrasi dengan ekosistem pariwisata kota.
“Kalau dikelola asal-asalan, investasi besar ini bisa jadi beban. Tapi kalau ditangani secara profesional, ini bisa jadi sumber PAD yang luar biasa,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa seluruh sistem dari Korea telah tiba di Samarinda dan siap dipasang. Sementara itu, pengerjaan tahap kedua proyek ditargetkan rampung pada November 2025.(ADV)