Eksistensi.id, Samarinda– Ketua DPRD Kalimantan Timur, Hasanuddin Mas’ud, menyoroti tren penurunan tingkat hunian hotel di sejumlah wilayah di Kaltim.
Menurutnya, hal ini berkaitan erat dengan kebijakan efisiensi anggaran yang saat ini diterapkan oleh pemerintah daerah.
“Penurunan ini salah satunya karena kita melakukan efisiensi. Banyak kegiatan pemerintahan yang dulu diadakan di hotel, sekarang dipindah ke fasilitas milik pemprov seperti Odah Etam atau Lamin Etam,” jelas Hasanuddin.
Ia menyebutkan, pada tahun 2025, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim diproyeksikan turun dari sekitar Rp21 triliun menjadi Rp18 triliun. Penyesuaian tersebut berdampak langsung pada pola pelaksanaan kegiatan pemerintahan, baik eksekutif maupun legislatif.
Efisiensi yang dilakukan pun cukup signifikan, yakni sekitar Rp700 miliar. Di sisi legislatif, pengurangan juga terjadi pada jumlah staf yang ikut dalam perjalanan dinas, serta perubahan agenda kunjungan luar daerah menjadi kegiatan di dalam provinsi.
Hasanuddin menegaskan bahwa langkah ini diambil sebagai respons terhadap dinamika ekonomi global yang belum stabil.
Ia menyebut konflik geopolitik, kebijakan moneter negara-negara besar, hingga pembatasan ekspor pangan sebagai faktor eksternal yang memicu inflasi dan memperlambat sektor jasa, termasuk perhotelan.
“Kondisi dunia saat ini penuh ketidakpastian. Harga barang naik, investasi terhambat. Kita tidak bisa mengabaikan itu, harus ada penyesuaian,” ujarnya.
Meski begitu, ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan. Hasanuddin berharap agar pemangkasan anggaran tidak dilakukan secara drastis.
Menurutnya, sebagian kegiatan tetap perlu dijalankan untuk menjaga roda ekonomi tetap berputar.
“Kalau bisa jangan semua kegiatan dipotong 100 persen. Cukup 50 persen saja, supaya ekonomi tetap hidup,” imbuhnya.
Di akhir, ia juga menyinggung fluktuasi harga komoditas unggulan daerah seperti batu bara dan crude palm oil (CPO) yang turut mempengaruhi perencanaan fiskal. Meski APBD mengalami penurunan sekitar Rp4 triliun, ia optimistis situasi ini bisa diatasi dengan perencanaan dan koordinasi yang matang.
“Kita harus hadapi ini bersama. Asal ada komunikasi dan strategi yang jelas, tekanan fiskal ini bisa kita lewati,” pungkasnya.(ADV)
Penulis : Nurfa | Editor: Eka Mandiri