Eksistensi.id, Samarinda – Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Fadly Imawan, menekankan pentingnya transformasi digital dalam pengelolaan budaya lokal sebagai strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kearifan lokal.
Menurutnya, pelestarian budaya tidak lagi cukup jika hanya mengandalkan pendekatan konservatif. Di tengah era teknologi yang terus berkembang, budaya harus bertransformasi dan memanfaatkan kanal digital sebagai medium pengembangan sekaligus promosi.
“Digitalisasi budaya bukan hanya soal dokumentasi, tetapi bagaimana kita menghubungkan nilai-nilai tradisional dengan generasi muda serta membuka akses pasar yang lebih luas bagi pelaku budaya,” kata Fadly, Rabu (16/7/25).
Ia menilai bahwa sektor ekonomi kreatif berbasis budaya menyimpan potensi besar jika dipadukan dengan pendekatan digital yang adaptif. Pengemasan ulang produk budaya dalam bentuk konten digital, pertunjukan virtual, hingga platform edukasi daring dinilai mampu menciptakan nilai ekonomi baru.
Lebih jauh, Fadly mendorong keterlibatan aktif pemerintah pusat, terutama Kementerian Kebudayaan, dalam menyediakan regulasi yang mendukung ekosistem budaya digital. Infrastruktur digital yang merata, pelatihan teknologi bagi pelaku seni, serta kolaborasi dengan sektor pendidikan dan ekonomi, menurutnya, adalah kunci keberhasilan penguatan budaya di era baru.
“Jika kita ingin budaya tetap hidup dan berkembang, maka kita harus membawanya ke ruang-ruang yang relevan hari ini dan itu adalah dunia digital,” ujarnya.
Fadly juga menekankan perlunya sinergi lintas sektor, termasuk komunitas kreatif, akademisi, pelaku usaha, dan dunia pariwisata untuk membangun ekosistem budaya yang produktif dan kompetitif di tingkat global.
“Budaya tidak boleh hanya dilihat sebagai identitas atau warisan. Ia adalah aset strategis yang bisa menopang kesejahteraan masyarakat jika dikelola dengan visi jangka panjang,” tegas politisi muda tersebut.
Dengan pendekatan yang modern dan kolaboratif, Fadly optimistis bahwa budaya lokal dapat menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi berbasis masyarakat di Kalimantan Timur.(ADV)