Eksistensi.id, Samarinda – Di tengah sorotan terhadap turunnya permintaan batu bara Indonesia dari dua negara tujuan utama, China dan India, Kalimantan Timur (Kaltim) mengambil sikap berbeda. Fokus daerah justru diarahkan pada penguatan sektor pendapatan asli daerah (PAD) melalui optimalisasi pajak alat berat.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Guntur, menyampaikan bahwa dampak langsung dari pemangkasan impor batu bara oleh China dan India tidak signifikan terhadap keuangan daerah.
Menurutnya, Kaltim tidak memiliki kewenangan langsung atas hasil penjualan batu bara, karena pengelolaan tambang masih menjadi kewenangan pusat.
“Imbas ke daerah bukan dari ekspor langsung, tapi dari Dana Bagi Hasil (DBH). Selain itu, yang bisa kita sentuh secara langsung ya dari sektor pajak alat berat,” ungkapnya, Minggu (13/7/25)
Guntur menilai, di tengah ketidakpastian pasar ekspor, strategi memperkuat PAD menjadi langkah realistis yang bisa diambil pemerintah daerah.
Komisi II saat ini tengah melakukan pendataan rinci terhadap perusahaan tambang yang beroperasi di Kaltim, khususnya terkait kepemilikan dan penggunaan alat berat.
“Selama ini kontribusinya masih kecil. Padahal potensinya besar jika dimaksimalkan. Kami sedang verifikasi satu per satu perusahaan untuk memastikan jumlah dan jenis alat berat yang digunakan,” jelasnya.
Ia memperkirakan bahwa dari sekitar 800 perusahaan tambang yang beroperasi di Kaltim, sebagian besar menggunakan setidaknya lima unit alat berat. Jika potensi ini dikelola secara akurat, maka penerimaan daerah bisa meningkat signifikan tanpa bergantung pada fluktuasi ekspor.
Lebih lanjut, Guntur menegaskan pentingnya menjaga stabilitas tenaga kerja di sektor pertambangan. Hingga saat ini, pihaknya belum melihat tanda-tanda adanya pengurangan karyawan akibat penurunan ekspor.
“Selama kebutuhan dalam negeri tetap tinggi, apalagi untuk PLTU, kita yakin sektor ini masih bisa bertahan. Jangan sampai isu global membuat perusahaan mengambil langkah pengurangan tenaga kerja,” ujarnya.
Menurut Guntur, konversi penggunaan energi dari diesel ke batu bara dalam pembangkit listrik juga menjadi peluang bagi Kaltim untuk tetap menjaga permintaan domestik atas komoditas tersebut.
Dengan mengedepankan strategi penguatan pendapatan daerah dan perlindungan terhadap tenaga kerja, DPRD Kaltim optimistis bahwa stabilitas ekonomi daerah tetap dapat dijaga meskipun dinamika pasar ekspor mengalami perubahan.(ADV)
Penulis : Nurfa | Editor: Redaksi