Eksistensi.id, Samarinda — Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Ismail Latisi, mengingatkan agar pembangunan sekolah berstandar internasional di kawasan Loa Bakung tidak mengabaikan prinsip pemerataan pendidikan.
Menurutnya, kebijakan semacam ini hanya akan terasa manfaatnya jika dibarengi dengan perbaikan kualitas pendidikan di seluruh wilayah kota, termasuk daerah yang masih tertinggal secara infrastruktur.
“Sekolah unggulan bisa menjadi contoh, tetapi tidak boleh menjadi satu-satunya fokus pembangunan pendidikan. Pemerataan tetap harus jadi prioritas,” ujar Ismail, Kamis (26/6/2025).
Ia menilai bahwa hadirnya sekolah dengan sistem bilingual dan fasilitas digital merupakan langkah progresif.
Namun, ia mengingatkan bahwa gebrakan tersebut hanya akan relevan bila dibarengi upaya konkret untuk memperbaiki kondisi sekolah negeri lainnya, terutama yang selama ini masih kekurangan tenaga pendidik maupun sarana belajar yang memadai.
Ismail menyebut masih banyak sekolah di Samarinda, khususnya di pinggiran kota, yang belum tersentuh secara optimal oleh pembangunan pendidikan.
Ketimpangan semacam itu, menurutnya, bisa memperlebar jarak antara sekolah unggulan dan sekolah biasa, baik dari segi fasilitas maupun akses.
“Jangan sampai ada kesan bahwa hanya sekolah tertentu yang mendapat perhatian penuh, sementara sekolah lain terus tertinggal. Pendidikan harus inklusif,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ismail juga menyoroti sistem penerimaan siswa di sekolah unggulan tersebut yang direncanakan menggunakan jalur tes seleksi. Ia menekankan perlunya pengawasan agar sistem ini tidak melahirkan ketidakadilan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
“Tidak ada yang salah dengan seleksi. Tapi sistemnya harus transparan dan adil, supaya tidak menjadi penghalang bagi anak-anak dari latar belakang ekonomi lemah,” ujarnya.
Politisi PKS itu berharap agar kehadiran sekolah internasional tidak dimaknai hanya sebagai proyek prestisius semata, melainkan menjadi pemicu perbaikan menyeluruh bagi mutu pendidikan di seluruh Samarinda.
Ia menekankan pentingnya pendekatan holistik yang mencakup peningkatan kapasitas guru, perbaikan infrastruktur, serta jaminan akses pendidikan yang setara bagi semua kalangan.
“Kita tidak butuh simbol, kita butuh solusi menyeluruh. Pendidikan di kota ini harus maju secara merata, bukan menciptakan kelompok eksklusif,” pungkasnya.(ADV)