Eksistensi.id, Samarinda – Akses cepat dan efisien dari wilayah pesisir Kalimantan Timur menuju pusat pemerintahan provinsi kini semakin dekat menjadi kenyataan. Hal ini seiring dengan dukungan percepatan penyelesaian Jembatan Sungai Nibung, proyek vital yang menghubungkan kawasan pesisir Kutai Timur dengan ibu kota provinsi Samarinda.
Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Syarifah Syadiah, menilai bahwa pembangunan infrastruktur seperti Jembatan Sungai Nibung bukan sekadar soal koneksi fisik, melainkan penentu utama terbukanya akses pelayanan, distribusi logistik, dan peningkatan ekonomi masyarakat pesisir.
“Dengan rampungnya infrastruktur ini, masyarakat dari Tanjung Redeb, Kelai, dan daerah pesisir lainnya tidak perlu lagi menempuh waktu delapan jam. Akses menuju Samarinda bisa jauh lebih singkat dan efisien,” ujar, Rabu (9/7/25).
Ia menyebutkan bahwa jembatan tersebut sudah mulai dibangun sejak beberapa waktu lalu, namun hingga kini belum rampung sepenuhnya. Meski sebagian konstruksi telah berdiri, bagian inti jembatan masih belum tersambung.
“Kami ingin memastikan proyek ini tidak mangkrak. Kalau dibiarkan setengah jalan, materialnya mubazir, anggarannya pun tidak maksimal. Ini proyek penting bagi masyarakat pesisir,” tegasnya.
Menurut Syarifah, jika proyek tersebut rampung, maka akan menjadi alternatif akses darat strategis yang membuka jalur mobilitas orang dan barang antara pesisir timur Kaltim dan pusat ekonomi di Samarinda serta sekitarnya.
Medan yang berat di kawasan tersebut juga menjadi perhatian. Ia menyampaikan rencananya untuk meninjau langsung kondisi lapangan, meski aksesnya hanya bisa ditempuh dengan kendaraan berpenggerak ganda (double gardan).
Selain jembatan, ia juga mendorong percepatan pembangunan infrastruktur jalan penghubung dari Kutim menuju Berau.
Ia menyambut baik langkah Pemprov Kaltim yang telah memulai proses pembangunan tahun ini, dengan harapan kelanjutannya bisa digenjot pada tahun anggaran berikutnya.
“Pak Gubernur juga punya komitmen untuk membuka konektivitas sampai ke Berau. Ini proyek jangka panjang yang harus kita kawal bersama,” ucapnya.
Syarifah menambahkan, ketika konektivitas antarwilayah diperkuat, bukan hanya transportasi yang diuntungkan, tetapi pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, hingga distribusi logistik kebutuhan pokok akan jauh lebih mudah dan murah.
“Kita tidak hanya bicara soal jembatan. Kita bicara soal masa depan warga pesisir yang selama ini masih terisolasi. Infrastruktur adalah kunci pemerataan pembangunan,” pungkasnya.(ADV)
Penulis: Nurfa | Editor: Redaksi