Eksistensi.id Samarinda – Keberhasilan gemilang diraih Kalimantan Timur (Kaltim) dalam ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2024, dengan koleksi 1 medali emas dan 3 perunggu di cabang angkat berat. Di cabang atletik, provinsi ini juga mencatatkan prestasi luar biasa dengan 4 medali emas, 3 perak, dan 7 perunggu.
Keberhasilan ini mempertegas komitmen Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim untuk terus memperkuat sistem pembinaan atlet di berbagai cabang olahraga, khususnya bagi atlet disabilitas.
Bagus Sugiarta, Kepala Bidang Pemberdayaan Olahraga Dispora Kaltim, mengungkapkan bahwa pencapaian ini tidak hanya berfokus pada prestasi jangka pendek, tetapi juga pada upaya berkelanjutan untuk mengembangkan bakat atlet disabilitas di Kaltim.
Menurutnya, meskipun ada kemajuan, pembinaan atlet disabilitas masih memerlukan perhatian lebih.
“Selama ini, pembinaan atlet disabilitas banyak melibatkan pelatih dari kalangan atlet biasa. Kami sudah berdiskusi dengan NPC (National Paralympic Committee) tentang pentingnya pembinaan yang lebih spesifik dan terstruktur, agar dapat mengoptimalkan potensi atlet disabilitas,” ujar Bagus.
Lebih jauh, Bagus menyoroti peran penting guru olahraga di sekolah luar biasa (SLB), yang sejauh ini masih kurang mendapatkan perhatian dalam hal pembinaan atlet disabilitas.
“Kami sadar bahwa salah satu kunci pengembangan bakat atlet disabilitas ada pada guru olahraga di SLB. Sayangnya, peran mereka selama ini belum mendapatkan pemantauan yang cukup intens,” tambahnya.
Dalam rangka memperbaiki dan memperkuat pembinaan tersebut, Dispora Kaltim berkomitmen untuk melakukan pengawasan dan pemantauan yang lebih ketat terhadap program pelatihan atlet disabilitas.
Mereka juga berencana untuk mengadakan lebih banyak pelatihan dan workshop yang melibatkan pelatih dan guru olahraga khusus disabilitas.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap atlet, baik yang berpotensi menjadi juara nasional maupun internasional, mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini adalah langkah penting agar mereka tidak hanya berkompetisi, tetapi juga mampu berkembang dengan optimal di tingkat yang lebih tinggi,” jelas Bagus.
Selain itu, Dispora Kaltim juga tengah merancang program-program baru yang fokus pada peningkatan kualitas pelatihan, termasuk mengajak lebih banyak guru olahraga dari SLB untuk terlibat dalam pelatihan atlet disabilitas.
Langkah ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem olahraga yang inklusif dan merata, yang tidak hanya mengutamakan atlet biasa, tetapi juga memberi kesempatan yang sama bagi atlet disabilitas.
Dengan pencapaian yang sudah diraih dan komitmen kuat untuk terus meningkatkan kualitas pembinaan, Kaltim optimis dapat melahirkan lebih banyak atlet berbakat dari kalangan disabilitas yang siap bersaing di ajang olahraga tingkat nasional maupun internasional.
“Kami berharap, melalui kerja keras ini, Kaltim dapat mencetak lebih banyak prestasi, tidak hanya di cabang olahraga tradisional, tetapi juga di ajang paralimpik,” tutup Bagus penuh harapan.
Penulis Ainunnisa editor Redaksi eksistensi