Camat Anggana, Rendra Abadi
Eksistensi.id.Kukar – Pemerintah Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara (Kukar), terus mempercepat pembangunan infrastruktur vital untuk menjawab kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir.
Fokus utama diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar seperti listrik, air bersih, dan jaringan telekomunikasi yang dinilai langsung berdampak pada keseharian warga.
“Pembangunan yang utama kami bangun adalah kebutuhan dasar, mulai dari listrik, air, dan jaringan,” kata Camat Anggana, Rendra Abadi, pada Selasa (24/6/2025).
Ia menegaskan bahwa pembangunan jalan dan infrastruktur fisik lainnya tidak akan optimal apabila kebutuhan dasar warga belum terpenuhi.
“Apalah artinya jika jalanan baik, tetapi kebutuhan dasar itu tak terpenuhi,” tambahnya.
Salah satu capaian signifikan terjadi di Desa Muara Pantuan. Setelah sebelumnya hanya menikmati listrik selama 12 jam per hari, kini warga sudah bisa menikmati layanan listrik penuh 24 jam berkat koordinasi antara pemerintah kecamatan dengan PLN.
Sementara itu, Desa Tani Baru masih mengandalkan genset sebagai sumber daya listrik utama.
Untuk mengatasi ketimpangan ini, Pemkab Kukar telah mengalokasikan anggaran termasuk bantuan sebesar Rp5 miliar untuk Desa Sepatin. Bantuan tersebut diperuntukkan membangun jaringan listrik dan pengadaan mesin genset berkapasitas besar.
“Harapan saya, dengan semua bantuan yang telah diberikan, kami dapat membantu masyarakat di wilayah ini,” ujarnya.
Di samping masalah kelistrikan, penyediaan air bersih juga menjadi fokus pembangunan. Tiga desa pesisir Muara Pantuan, Tani Baru, dan Sepatin tengah disiapkan untuk memiliki sistem penampungan air yang terintegrasi.
Pemerintah berencana mengambil sumber air dari wilayah Kutai Lama sebagai solusi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan tersebut.
“Langkah ini kami tempuh karena kebutuhan air bersih adalah hal yang sangat mendasar, apalagi untuk wilayah pesisir yang tidak selalu memiliki sumber air layak konsumsi,” jelasnya.
Pembangunan ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Kecamatan Anggana untuk mengejar ketertinggalan infrastruktur yang masih dirasakan di beberapa desa. Menurut Rendra, sinergi menjadi kunci agar program berjalan dengan optimal.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait adalah kunci agar program ini benar-benar menyentuh dan bermanfaat bagi warga,” tandasnya.(adv)