Eksistensi.id Samarinda – Meski terbatas dalam peralatan, semangat atlet muda dari Desain Olahraga Daerah (DOD) Kalimantan Timur (Kaltim) tak surut dalam berprestasi.
Dalam ajang Open Tournament Punai MTB XCE yang berlangsung pada 2-3 November 2024 di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, DOD Kaltim berhasil meraih hasil gemilang dengan memboyong tiga medali dari cabang Balap Sepeda, meski sebagian besar atlet bertanding dengan peralatan yang jauh dari kata ideal.
Sebanyak 76 atlet dari tujuh cabang olahraga usia di bawah 15 tahun telah menjalani pembinaan intensif selama enam bulan terakhir, dan sejumlah cabang telah menunjukkan prestasi di level regional maupun nasional.
Salah satu cabang yang mencatatkan progres signifikan adalah Balap Sepeda, di mana tiga atlet muda DOD Kaltim berhasil menyabet medali: Aimar Alqantani Bachdim meraih emas pada kategori MTB XCE putra, sementara Salsa Aulia dan Felicia Natasya masing-masing membawa pulang perak dan perunggu pada kategori MTB XCE putri.
Namun, meski mencapai prestasi membanggakan, para atlet DOD Kaltim menghadapi kendala serius berupa keterbatasan peralatan.
Banyak dari mereka terpaksa menggunakan sepeda pinjaman yang sudah berusia tua, dan hal ini menjadi faktor penghambat.
Hal ini terlihat jelas pada pembalap andalan DOD, Ragil Putra, yang gagal mempertahankan gelar juara bertahan setelah mengalami kerusakan pada sepeda pinjamannya, tepatnya rantainya putus saat berlomba.
Pelatih Tim Balap Sepeda DOD Kaltim, Dany, menyebutkan bahwa meskipun para atletnya memiliki potensi yang besar dan bisa bersaing dengan para atlet yang usianya lebih tua, peralatan yang tidak memadai menjadi kendala.
Ia menambahkan bahwa meski event Punai MTB XCE bukan untuk usia dini, para atlet DOD Kaltim tetap menunjukkan ketangguhan dengan melawan atlet dari SKOI (Sekolah Olahraga Indonesia) dan umum yang sudah berpengalaman dan memiliki fasilitas lebih lengkap.
Kepala Pelaksana Sekretariat DBON Kaltim, Zairin Zain, menanggapi masalah ini dengan serius.
Ia menyatakan bahwa pembaruan sarana dan prasarana sangat diperlukan, terutama untuk cabang sepeda.
Menurutnya, untuk mencapai standar internasional dan bersaing di tingkat yang lebih tinggi, setiap atlet harus memiliki sepeda yang sesuai dengan standar perlombaan.
“Kami membutuhkan dukungan untuk memperbaharui fasilitas dan memastikan bahwa setiap atlet DOD memiliki peralatan yang layak dan standar internasional,” jelas Zairin.
Meski begitu, semangat dan dedikasi para atlet muda DOD Kaltim terus menginspirasi, dan dengan pembinaan yang berkelanjutan, mereka diyakini akan semakin siap bersaing di event-event yang lebih besar, baik nasional maupun internasional.
Penulis Ainunnisa editor Redaksi eksistensi