Eksistensi.id, Samarinda – Proses pemindahan kembali SMAN 10 Samarinda ke lokasi semula di Jalan H.A.M Rifaddin menimbulkan sejumlah pertanyaan dari pihak Komite Sekolah, khususnya mengenai kepastian kapan seluruh fasilitas benar-benar dikuasai oleh sekolah negeri tersebut.
Pasalnya, hingga saat ini beberapa ruang kelas masih digunakan bersama dengan Yayasan Melati. Perbedaan ruang hanya ditandai lewat warna cat: ruang kelas SMAN 10 dicat cokelat, sedangkan ruang yang digunakan Yayasan Melati dicat hijau muda.
Situasi ini membuat pihak komite menagih kejelasan dari Pemerintah Provinsi Kaltim, terutama soal pengembalian penuh aset dan pemanfaatan ruang belajar yang ideal bagi siswa-siswi SMAN 10.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi, menjelaskan bahwa proses pemindahan aset saat ini memang masih dalam tahap transisi, dan tidak bisa dilakukan secara serta-merta.
Menurutnya, penguasaan penuh oleh SMAN 10 tetap menjadi tujuan akhir, namun perlu melalui mekanisme yang benar, termasuk proses aprasial aset secara resmi.
“Kami juga tidak ingin pemerintah serta-merta langsung melakukan penguasaan secara total, kemudian Yayasan Melati diusir begitu saja. Karena Yayasan juga punya siswa,” kata Darlis saat melakukan kunjungan kerja, Senin (14/7/2025).
Ia meminta pihak Komite untuk memahami bahwa kebijakan ini tidak bisa dilaksanakan tergesa-gesa. Namun, Darlis menegaskan bahwa seluruh aset memang akan dikembalikan sepenuhnya ke SMAN 10, karena tidak memungkinkan fasilitas terus digunakan bersama dalam jangka panjang.
“Sekarang tolong pihak komite bisa memahami bahwa ini proses transisi. Akhirnya semua ke pangkuan SMA 10. Nggak bisa ini berdampingan, nggak boleh. Akan jadi masalah,” tegasnya.
Komisi IV pun menyatakan komitmennya untuk terus mengawal jalannya proses ini, termasuk memfasilitasi mediasi antara kedua belah pihak agar tidak timbul gesekan di lapangan.
Proses ini dinilai tidak hanya penting secara administratif, tetapi juga berdampak langsung pada kenyamanan belajar siswa yang saat ini masih harus berbagi ruang dengan lembaga pendidikan lain di bawah satu atap.(ADV)
Penulis : Nurfa | Editor: Redaksi