Eksistensi.id, Samarinda – Sorotan terhadap kondisi hutan di Kalimantan Timur kembali mencuat. Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono, menyatakan bahwa eksploitasi berlebihan terhadap kawasan hutan telah menimbulkan kerusakan serius yang harus segera ditangani.
Menurut Sapto, degradasi hutan bukan hanya mengancam keseimbangan ekosistem lokal, tetapi juga memberi dampak terhadap iklim global. Ia menyebut hutan Kalimantan Timur sebagai salah satu penyangga utama atmosfer dunia.
“Kalau kita terus abai, dunia yang akan menanggung akibatnya,” ucapnya, pada Jumat (23/5/2025).
Dalam pandangannya, industri yang selama ini mengelola lahan hutan harus dilibatkan dalam upaya restorasi. Ia menyayangkan pola usaha yang hanya berfokus pada hasil ekonomi tanpa mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan.
Sapto menilai perlu ada audit menyeluruh untuk mengidentifikasi perusahaan mana saja yang benar-benar menjalankan prinsip berkelanjutan.
Evaluasi ini, kata dia, penting untuk memastikan ada kontribusi nyata dalam perbaikan lingkungan.
“Transparansi harus jadi kunci. Jangan sampai hanya masyarakat yang merasakan dampak kerusakan, sementara pelaku usaha lepas tangan,” tegasnya.
Selain audit, Sapto juga mendorong agar perlindungan hutan dimasukkan dalam kebijakan pembangunan jangka panjang. Menurutnya, pelestarian alam harus dilihat sebagai investasi yang sama pentingnya dengan pertumbuhan ekonomi.
Ia mengingatkan, jika kelestarian tidak dijaga sejak sekarang, yang diwariskan kepada generasi berikutnya bukan lagi sumber daya, tetapi kerusakan yang sulit diperbaiki.
“Kita punya pilihan: bergerak sekarang atau menyesal di masa depan,” tandasnya.(ADV)
Penulis : Nurfa | Editor: Redaksi eksistensi