Eksistensi.id, Samarinda – Permasalahan layanan darurat di sejumlah Puskesmas di Samarinda kembali mencuat ke permukaan setelah evaluasi yang dilakukan oleh DPRD Kota. Ketua Komisi IV, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menilai pelayanan darurat masih jauh dari ideal, terutama terkait ketersediaan ambulans dan tenaga pengemudi.
Novan menyatakan bahwa keberadaan armada ambulans tidak sebanding dengan cakupan wilayah yang harus dilayani. Di beberapa titik, warga bahkan harus menunggu lama untuk mendapatkan layanan transportasi medis karena ambulans terbatas atau tidak aktif.
“Sudah saatnya ini jadi perhatian serius. Satu ambulans untuk satu wilayah besar itu tidak cukup,” ujarnya Selasa (8/4/25).
Lebih memprihatinkan lagi, menurut Novan, terdapat ambulans yang tidak berfungsi selama berbulan-bulan hanya karena tidak memiliki sopir. Salah satu contohnya terjadi di kawasan pusat kota, di mana satu unit ambulans milik Puskesmas tidak beroperasi selama enam bulan akibat tidak adanya pengemudi tetap.
“Bukan karena rusak, tapi karena tidak ada yang bisa mengemudikan. Ini menunjukkan kurangnya antisipasi manajemen di lapangan,” kritik Novan.
Sebagai langkah perbaikan jangka pendek, Novan mengusulkan agar pihak Puskesmas mulai mempertimbangkan pelatihan internal bagi staf. Ia menilai pelatihan dasar untuk mengemudikan ambulans dapat menjadi solusi praktis mengingat pengadaan sopir baru tidak selalu cepat atau mudah dilakukan.
“Daripada armada nganggur, lebih baik ada pegawai yang siap menjalankan peran itu saat kondisi darurat. Minimal ada dua orang yang bisa standby,” jelasnya.
Novan juga menegaskan pentingnya penambahan unit ambulans secara bertahap agar dapat menjangkau lebih luas dan cepat, khususnya di daerah padat penduduk dan jauh dari rumah sakit besar.
“Kita dorong Dinas Kesehatan agar menyusun anggaran khusus untuk penambahan armada, jangan sampai pelayanan kesehatan hanya ideal di atas kertas,” pungkasnya.
Penulis : Nurfa | Editor: Eka Mandiri