Eksistensi.id.Kukar – Pembangunan Pasar Tangga Arung di Tenggarong kini memasuki tahap akhir. Proyek yang digarap Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kutai Kartanegara (Kukar) itu ditargetkan rampung secara fisik pada 2025 sehingga bisa difungsikan setahun berikutnya.
Kepala Dinas PU Kukar, Wiyono, memastikan pasar ini tetap menjadi prioritas meskipun pemerintah daerah tengah melakukan efisiensi anggaran. Menurutnya, pengerjaan tidak boleh terhambat karena pasar merupakan fasilitas penting yang ditunggu masyarakat.
“Mudah-mudahan di tahun ini sudah bisa selesai. Terlepas dari kekurangan atau ada penambahan fasilitas, harapannya ini tahun terakhir pengerjaan,” ujarnya, pada Selasa (2/9/2025).
Ia menegaskan, proyek tersebut tidak boleh berhenti di tengah jalan. Meski ada kemungkinan penyesuaian dalam hal pembayaran, penyelesaian fisik tetap dikejar sesuai target.
“Insyaallah yang ini tidak masuk efisiensi. Kalaupun masuk, paling terkait pembayaran di tahun selanjutnya. Fisiknya tetap diselesaikan tahun ini,” tegasnya.
Lebih lanjut, Wiyono mengingatkan bahwa penyelesaian pasar harus diiringi dengan kesiapan pengelolaan. Ia tidak ingin bangunan megah yang sudah selesai nantinya terbengkalai dan dibiarkan kosong tanpa aktivitas.
“Kalau tidak difungsikan, bangunannya bisa cepat rusak. Jadi dari sekarang pengelolaannya harus mulai disiapkan,” katanya.
Pasar Tangga Arung digadang-gadang menjadi salah satu pusat perekonomian baru di Tenggarong. Dengan lokasi yang strategis, keberadaannya diharapkan mampu menampung pedagang sekaligus memberikan kenyamanan lebih baik bagi masyarakat. Dari sisi teknis, pengerjaan disebut berjalan sesuai jalur dan progres terus dipantau oleh pihak terkait.
Menurut Wiyono, desain pasar telah disesuaikan dengan kebutuhan jangka panjang. Selain ruang niaga, fasilitas pendukung juga dipersiapkan agar pasar tidak hanya berfungsi sebagai tempat jual beli, tetapi juga menjadi ruang publik yang representatif.
“Konsepnya memang diarahkan agar pasar ini bisa benar-benar memberi manfaat luas, baik untuk pedagang maupun masyarakat,” jelasnya.
Namun, ia menegaskan bahwa pengelolaan pasar setelah rampung akan menjadi kunci. Pemerintah daerah, kata dia, harus menyiapkan mekanisme agar operasional berjalan lancar, mulai dari penataan pedagang hingga sistem kebersihan dan keamanan.
Tanpa persiapan matang, fasilitas yang dibangun berisiko tidak dimanfaatkan secara optimal.
Harapan terbesar, sambungnya, adalah agar pasar tersebut bisa segera hidup dan berdenyut dengan aktivitas ekonomi masyarakat. Ia menilai, dengan fasilitas yang lebih modern, pedagang akan lebih nyaman berjualan dan pengunjung pun lebih betah berbelanja.
“Kalau pengelolaan sudah siap, maka masyarakat juga yang akan menikmati hasil pembangunan ini,” ujarnya.
Dengan proyeksi rampung 2025, pemerintah optimistis pasar baru tersebut bisa difungsikan penuh pada 2026. Seluruh tahapan penataan dan serah terima diperkirakan selesai tepat waktu.
“Harapannya pasar ini benar-benar bisa difungsikan tahun depan setelah semua proses administrasi selesai,” pungkasnya.(adv)