Eksistensi.id Samarinda – Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Pemberdayaan Dispora Kaltim, Hasbar, mengungkapkan keprihatinannya terhadap maraknya perjudian online yang semakin meresahkan kalangan pemuda.
Menurutnya, fenomena ini bukan hanya sekadar masalah individu, melainkan sebuah tantangan besar yang memerlukan perhatian dan upaya serius dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, serta keluarga.
Saat ditemui di ruang kerjanya, Hasbar menjelaskan bahwa judi online berpotensi merusak masa depan pemuda, mengingat tingginya angka kecanduan serta dampak negatif sosial yang ditimbulkannya.
“Judi online merupakan ancaman serius bagi mentalitas dan masa depan generasi muda kita. Oleh karena itu, kita harus bekerja sama untuk memberantas masalah ini, sebab tantangan ini membutuhkan kolaborasi dari semua pihak,” ujar Hasbar.
Lebih lanjut, Hasbar menekankan bahwa selain merugikan aspek keuangan pribadi, judi online juga berpotensi mengganggu fokus dan konsentrasi pemuda dalam pendidikan dan pekerjaan.
Hal ini, menurutnya, dapat berdampak buruk bagi perkembangan sumber daya manusia di Indonesia, khususnya bagi kalangan pemuda yang seharusnya menjadi pilar utama perubahan.
Hasbar juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam pengawasan yang lebih ketat terhadap situs-situs judi online, serta perlunya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh perjudian.
Ia juga menyarankan agar program pemberdayaan pemuda diperkuat, dengan menawarkan alternatif kegiatan positif yang bisa mengalihkan perhatian mereka dari perjudian.
“Pendidikan dan pemberdayaan pemuda harus menjadi prioritas utama. Kami berharap berbagai pihak dapat lebih mengoptimalkan program-program yang memberikan pemuda keterampilan, pengetahuan, serta nilai-nilai positif. Dengan demikian, mereka dapat terhindar dari bahaya perjudian online,” jelasnya.
Selain itu, Hasbar juga menekankan pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung bagi perkembangan pemuda.
Ia mengimbau orang tua dan masyarakat untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku pemuda, serta untuk aktif mengawasi aktivitas online mereka, terutama dalam menghadapi pengaruh negatif dari dunia maya.
“Penting bagi keluarga untuk membangun komunikasi yang lebih terbuka dengan anak-anak. Jika anak-anak mulai terpapar atau terlibat dalam judi online, maka harus segera diambil langkah preventif. Ini adalah masalah yang harus dihadapi bersama, dan kita harus bersinergi untuk menghapuskan kebiasaan buruk ini,” ungkapnya.
Sebagai penutup, Hasbar berharap perjudian online dapat diminimalisir secara bertahap melalui tindakan yang terorganisir dan berbasis kerja sama antara pemerintah, masyarakat, serta sektor swasta.
Ia menegaskan bahwa masalah ini perlu ditangani secepatnya agar judi online tidak berkembang menjadi kebiasaan yang merusak masa depan pemuda Indonesia.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan internet, perjudian online memang menjadi tantangan yang signifikan bagi generasi muda.
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pendekatan yang menyeluruh, melibatkan berbagai sektor guna menciptakan lingkungan yang lebih aman, sehat, dan produktif bagi pemuda Indonesia ke depannya.
Penulis Ainunnisa editor Redaksi PN