Eksistensi.id, Samarinda – Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 300 Mega Watt (MW) di Desa Batoq Kelo, Kecamatan Long Bagun, Mahakam Ulu (Mahulu), membuka babak baru bagi penguatan infrastruktur dasar di wilayah perbatasan Kalimantan Timur (Kaltim).
Proyek ini dinilai menjadi simbol transformasi energi dan percepatan pembangunan di daerah yang selama ini dikenal terisolasi.
Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ekti Imanuel, menyambut rencana investasi tersebut sebagai terobosan yang menjawab kebutuhan nyata masyarakat.
Bagi legislator asal Mahulu dan Kutai Barat ini, keterbatasan listrik sudah terlalu lama membelenggu aktivitas sosial dan ekonomi warga.
“Listrik bukan sekadar kebutuhan teknis, tapi landasan kemajuan. Ini penting, apalagi bagi daerah-daerah terpencil seperti Mahulu,” ujarnya, Minggu (29/6/25).
Proyek yang digagas oleh PT Handa Energi Investasi Indonesia bersama PT Tujuan Mulia Makmur tersebut dipandang sebagai sinyal kuat bahwa sektor swasta kini mulai melihat potensi wilayah pedalaman sebagai bagian penting dalam ekosistem pembangunan Kaltim.
Nilai investasi yang ditaksir mencapai Rp2 hingga Rp3 triliun ini diharapkan memberi dorongan masif tidak hanya pada kelistrikan, tetapi juga terhadap ekonomi lokal, lapangan kerja, dan konektivitas antarwilayah.
Sebelumnya, rencana pengembangan PLTA ini telah dipresentasikan di hadapan Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji, dan disambut antusias. Pemprov bahkan mempertimbangkan untuk memberi dukungan insentif terhadap inisiatif tersebut, termasuk percepatan perizinan melalui Dinas Penanaman Modal dan PTSP.
“Mahulu punya potensi sungai yang besar. Dengan pengelolaan yang baik, bisa menjadi sumber energi bersih yang berkelanjutan,” kata Ekti.
Ia menegaskan bahwa keberadaan PLTA bukan hanya akan mengurangi ketimpangan infrastruktur antara pusat dan daerah pinggiran, tapi juga menjadi simbol bahwa Kalimantan Timur serius membangun energi terbarukan.
Selain mendorong pertumbuhan ekonomi hijau, proyek ini juga dianggap mampu memperkuat posisi Mahulu dalam peta investasi energi nasional.
Ekti berkomitmen untuk mengawal tahapan proyek ini secara politik dan kelembagaan, memastikan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat lokal.
“Ini bukan hanya tentang listrik. Ini tentang harapan baru untuk Mahulu. Tentang membuka gerbang masa depan lewat energi yang bersih dan berkeadilan,” pungkasnya.(ADV)