Eksistensi.id, Samarinda— Program “Terima Kaseh Guru Ngaji Ku” yang dijalankan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mendapat apresiasi dari anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Guntur.
Ia menilai program tersebut merupakan bentuk konkret pembangunan sumber daya manusia berbasis nilai keagamaan, yang dinilai krusial dalam memperkuat karakter generasi muda.
Menurut Guntur, program ini bukan hanya menyasar pada aspek finansial melalui insentif kepada para guru ngaji, imam, khatib, dan marbut, tetapi juga sebagai wujud penghormatan terhadap kontribusi mereka dalam membina spiritualitas masyarakat.
“Program ini tentu kita sangat dukung. Ini adalah salah satu bentuk penghargaan terhadap tokoh-tokoh keagamaan yang selama ini menjadi ujung tombak pembinaan akhlak di lingkungan masyarakat,” ucapnya, Rabu (23/7/25).
Guntur menilai penghormatan terhadap para pendidik agama sering kali terabaikan.
Ia mencontohkan bahwa perhatian publik biasanya hanya tertuju kepada peserta yang berhasil meraih juara dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), sementara sosok guru ngaji yang mendidik mereka jarang disebut atau diapresiasi.
“Setiap kali ada yang juara MTQ, baik tingkat kabupaten maupun nasional, orang biasanya hanya bertanya siapa orang tuanya. Jarang ada yang menanyakan siapa guru ngajinya,” katanya.
Dalam pandangannya, guru ngaji memiliki peran fundamental dalam membentuk generasi Qurani yang bukan hanya pandai secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual.
Karena itu, ia menyambut baik adanya fasilitas umrah gratis bagi guru ngaji yang terpilih dalam program tersebut. Menurutnya, ini merupakan bentuk apresiasi luar biasa dari pemerintah daerah.
Selain program insentif, Guntur juga menyoroti pentingnya kesinambungan Gerakan Etam Mengaji Al-Qur’an (GEMA) sebagai ruang pembinaan qari, qariah, hafiz, dan hafizah secara konsisten. Ia menilai GEMA sebagai instrumen penting untuk menumbuhkan tradisi belajar Al-Qur’an yang berkelanjutan di masyarakat.
Ia juga mendorong agar nilai-nilai religius tidak hanya menjadi pelengkap dalam agenda pembangunan, melainkan menjadi inti dalam strategi pembangunan manusia. Menurutnya, keseimbangan antara pembangunan fisik dan spiritual harus terus dijaga.
“Program ini juga memperkuat nilai keagamaan dalam pembangunan manusia unggul, produktif, dan modern tanpa meninggalkan nilai Ketuhanan,” jelas Guntur.
Ia berharap, di bawah kepemimpinan Bupati Edi Damansyah dan Wakil Bupati Rendi Solihin, program-program keagamaan di Kukar dapat terus diperkuat sebagai bagian dari upaya membangun masyarakat yang sejahtera lahir dan batin.
“Ya, harapannya dengan program ini, pembangunan di Kukar bisa semakin menyentuh langsung ke akar kehidupan masyarakat, terutama dalam aspek keimanan dan kesejahteraan sosial,” pungkasnya.(ADV)