Eksistensi.id, Samarinda — Rencana pengembangan kawasan wisata bertema Chinatown di Kota Samarinda menuai perhatian serius dari kalangan legislatif.
Anggota DPRD Samarinda, M. Andriansyah, meminta agar rencana tersebut tidak sekadar menjadi proyek berbasis estetika, tetapi benar-benar dirancang sebagai pusat aktivitas budaya dan ekonomi yang hidup.
Menurutnya, terlalu banyak proyek wisata di daerah yang berakhir menjadi ruang kosong setelah diresmikan, karena tidak ditopang oleh perencanaan jangka panjang dan pelibatan masyarakat.
“Kita tidak butuh lagi proyek yang hanya ramai saat peresmian, lalu sepi aktivitas. Kalau memang ingin membangun Chinatown, pastikan itu berdampak langsung ke ekonomi warga,” ujarnya, Jumat (20/6/25).
Andriansyah menekankan bahwa kekuatan utama dari kawasan tematik seperti Chinatown bukan pada tampilan fisik, melainkan pada dinamika sosial dan budaya di dalamnya. Samarinda, katanya, memiliki komunitas Tionghoa yang berperan aktif dalam sektor usaha dan kebudayaan, yang seharusnya menjadi bagian inti dari rencana tersebut.
“Bukan soal gapura atau cat merah. Kita bicara bagaimana menjadikan kawasan ini sebagai ruang bertemunya identitas budaya, aktivitas kuliner, UMKM, dan interaksi sosial,” jelasnya.
Ia juga mendorong agar Pemkot Samarinda tidak berjalan sendiri dalam merancang kawasan ini. Keterlibatan komunitas lokal, pelaku ekonomi kreatif, serta akademisi menurutnya penting agar desain kawasan benar-benar mencerminkan kebutuhan dan potensi daerah.
Selain itu, ia menilai pengembangan wisata berbasis budaya bisa menjadi strategi jangka panjang dalam menghadapi penurunan kontribusi sektor pertambangan terhadap ekonomi kota.
“Kalau kita serius ingin beralih ke ekonomi kreatif dan pariwisata, maka inisiatif seperti ini harus digarap matang. Bukan hanya proyek seremonial untuk dipajang di baliho,” tegasnya.
Sebagai wakil rakyat, Andriansyah mengaku akan mengawal gagasan ini agar tidak berhenti di konsep.
Ia berharap pemerintah kota benar-benar menyusun peta jalan (roadmap) yang menjamin keberlanjutan, manfaat ekonomi, dan pelibatan warga dalam jangka panjang.
“Jangan jadikan ini proyek mercusuar yang hanya bagus di brosur. Chinatown harus hidup, ramai, dan memberi napas baru bagi ekonomi lokal,” tutupnya.(ADV)