Eksistensi.id, Samarinda – Proyek revitalisasi Pasar Pagi yang kini memasuki tahap kedua tidak hanya mengubah wajah fisik pusat perbelanjaan tradisional di jantung Kota Samarinda, tetapi juga memberi harapan baru bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menggantungkan hidupnya di sana.
Komisi III DPRD Samarinda melihat bahwa perubahan besar ini berpotensi menjadi momentum kebangkitan ekonomi kerakyatan.
Ketua Komisi III, Deni Hakim Anwar, menegaskan bahwa pasar modern tidak hanya soal estetika, melainkan juga soal keberpihakan terhadap pedagang kecil dan pelaku UMKM lokal.
“Revitalisasi ini harus dimaknai sebagai bentuk keberpihakan terhadap sektor informal. Ketika fasilitas diperbaiki dan kenyamanan pengunjung meningkat, maka secara langsung pedagang kecil juga mendapatkan manfaat ekonomi yang lebih besar,” ujar Deni, Senin (14/07/2025).
Dengan nilai investasi sebesar Rp148 miliar, DPRD berharap gedung baru Pasar Pagi dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi rakyat yang berkelanjutan.
Menurut Deni, wajah pasar yang kini lebih tertata dan higienis adalah modal penting untuk mendorong geliat perdagangan lokal, terlebih dalam menghadapi persaingan dengan pusat perbelanjaan modern.
Ia menambahkan bahwa revitalisasi ini juga harus disertai dengan penguatan kelembagaan pedagang serta digitalisasi sistem transaksi untuk menjawab tantangan zaman.
“Tidak cukup hanya membangun gedung megah. Kita juga perlu mendorong pedagang untuk naik kelas, termasuk melalui pelatihan manajemen usaha dan literasi digital,” tuturnya.
DPRD juga mengimbau agar pemerintah daerah bersama pengelola pasar aktif memastikan keberlangsungan fungsi pasar sebagai ruang interaksi ekonomi rakyat.
“Pasar Pagi bukan sekadar ikon arsitektur baru Samarinda, tetapi simbol denyut nadi ekonomi warga,” tandasnya.(ADV)
Penulis : Nurfa | Editor: Redaksi