Eksistensi.id, Samarinda – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, menegaskan pentingnya kesiapan generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman yang kian dinamis.
Ia menyebut bahwa pemuda hari ini tidak cukup hanya mengikuti perkembangan, tetapi harus menjadi bagian dari perubahan itu sendiri.
“Pemuda harus mampu menjadi pelaku, bukan sekadar pengikut. Dunia bergerak cepat, dan mereka harus siap bersaing dengan keterampilan yang relevan serta kemampuan beradaptasi yang kuat,” ujar Sapto.
Ia menyoroti pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi yang membawa tantangan tersendiri bagi kaum muda. Menurutnya, kesiapan menghadapi perubahan tersebut menjadi modal utama untuk bertahan dan berkembang di masa depan.
Sapto juga menekankan bahwa tantangan terbesar mahasiswa tak berhenti pada ujian akademik, tetapi justru dimulai ketika mereka harus terjun ke dunia kerja. Penguasaan teori saja tidak cukup, kata dia, keterampilan praktis juga harus diasah.
“Mahasiswa perlu membekali diri dengan kemampuan yang sesuai kebutuhan dunia profesional agar tidak tertinggal dalam persaingan pasar kerja,” tuturnya.
Selain keterampilan teknis, Sapto mendorong penguasaan bahasa asing sebagai langkah strategis meningkatkan daya saing global, khususnya bahasa Mandarin.
Menurutnya, hal ini penting karena semakin eratnya hubungan perdagangan dengan negara-negara besar seperti Cina, Jepang, dan Rusia.
“Bahasa Mandarin bisa menjadi keunggulan tersendiri bagi pemuda Indonesia. Ini bukan sekadar keterampilan tambahan, tapi kunci untuk membuka peluang di level internasional,” jelasnya.
Tak hanya soal kemampuan teknis dan bahasa, Sapto juga menyoroti rendahnya minat baca di kalangan masyarakat sebagai salah satu tantangan besar.
Ia mengajak generasi muda untuk memperkuat literasi agar mampu menjadi produsen ilmu, bukan hanya konsumen.
Ia berharap pemuda, khususnya di Samarinda dan Kalimantan Timur, mampu mengambil peran penting dalam pembangunan bangsa dan tidak tertinggal dalam kompetisi global.
“Generasi muda harus siap bersaing di panggung dunia. Jangan hanya menjadi pengguna, tapi mari kita jadi pencipta dan pemimpin dalam perubahan,” tutupnya.(ADV)
Penulis: Nurfa | Editor: Redaksi