Eksistensi.id, Samarinda – Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Sigit Wibowo, mengingatkan pentingnya penanganan banjir secara komprehensif di Kota Balikpapan, menyusul meningkatnya intensitas hujan dan cuaca ekstrem dalam beberapa waktu terakhir.
Sigit menekankan bahwa persoalan banjir tidak hanya soal infrastruktur saluran air, tapi juga menyangkut perencanaan kota, edukasi publik, serta pengawasan terhadap penggunaan lahan.
“Pemkot Balikpapan harus bergerak cepat menghadapi curah hujan tinggi. Ini tidak bisa ditangani dengan pola biasa,” tegas Sigit, Rabu (2/7/25).
Ia menyoroti kejadian terkini di kawasan Pantai Batakan, di mana sebuah mobil pickup terseret arus air. Menurutnya, insiden itu menandakan minimnya saluran air langsung ke laut, yang seharusnya menjadi jalur utama pembuangan air hujan.
“Sodetan ke laut sangat dibutuhkan. Warga di Manggar juga sudah lama mengusulkan ini saat masa reses,” ujarnya.
Sigit juga menyinggung beberapa titik rawan banjir lain seperti MT Haryono, Gunung Samarinda, hingga Mekarsari. Salah satu titik kritis berada di dekat Masjid Al-Islamiyah, tempat di mana gorong-gorong sempit kerap menyebabkan luapan air saat hujan deras. Ia menyebut saat ini sedang diupayakan proses penganggaran agar perbaikan bisa dilakukan pada 2026.
“Saluran air harus diarahkan hingga Puskip dan diperbesar. Termasuk di dekat Masjid Baburrahman,” tuturnya.
Tak hanya menyoroti saluran air, Sigit juga mendorong penggunaan teknologi drainase bawah tanah seperti yang sudah diterapkan di negara-negara maju.
“Sudah waktunya Balikpapan memiliki saluran air model kotak besar di bawah tanah. Ini bukan mimpi, tapi solusi jangka panjang,” katanya.
Selain infrastruktur, ia mengingatkan bahwa banjir juga bisa diperparah oleh lemahnya kontrol terhadap alih fungsi lahan, terutama untuk perumahan.
Menurutnya, maraknya pembangunan yang tidak selaras dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) menjadi ancaman tersendiri.
“Balikpapan tidak punya tambang, tapi eksploitasi lahan besar-besaran untuk perumahan juga berdampak. Harus ada evaluasi,” ujarnya.
Sebagai langkah cepat, ia menyarankan agar Pemkot Balikpapan rutin berkoordinasi dengan BMKG untuk menyampaikan peringatan cuaca ekstrem, serta mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyumbat saluran air.
“Informasi cuaca harus cepat sampai ke warga. Dan jangan lupa, sampah yang dibuang sembarangan juga penyebab utama banjir,” imbuhnya.
Meski masih ada tantangan yang harus dihadapi, Sigit memberikan apresiasi terhadap penataan kota di Balikpapan yang menurutnya mulai menunjukkan hasil positif, khususnya di kawasan MT Haryono.
“Balikpapan sudah jadi pelopor dalam beberapa hal, termasuk pengelolaan bank sampah. Tinggal ditingkatkan,” pungkasnya.(ADV)
Penulis : Nurfa | Editor: Redaksi