Eksistensi.id, Samarinda — Sebagai ibu kota Kalimantan Timur (Kaltim), posisi strategis Kota Samarinda di tengah geliat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dinilai harus dijadikan momentum percepatan transformasi kota.
Anggota DPRD Kaltim, Sugiono, menegaskan pentingnya menjadikan Samarinda sebagai wajah utama alias “etalase” Kaltim yang layak dipertontonkan ke skala nasional maupun internasional.
“Samarinda ini etalase Kaltim, jadi harus tampil sebagai kota yang tertata dan berkembang pesat,” ujar Sugiono, Minggu (29/6/25).
Menurutnya, tuntutan terhadap kota-kota penyangga seperti Samarinda akan semakin tinggi seiring terbentuknya IKN. Hal ini tidak hanya menyangkut kesiapan infrastruktur, tapi juga tata kelola kota, lingkungan, hingga kesiapan SDM dan ekosistem ekonomi.
Di tengah tantangan tersebut, Sugiono memberikan apresiasi khusus terhadap kepemimpinan Wali Kota Samarinda Andi Harun, yang kini memasuki periode kedua masa jabatannya. Salah satu capaian paling krusial, menurutnya, adalah keberhasilan dalam mengendalikan banjir yang selama ini menjadi masalah klasik di kota tepian.
“Di masa Pak Andi Harun, banjir bisa diatasi dengan baik. Meski masih ada beberapa titik, tapi tidak signifikan. Air cepat surut, dan proyek pengendalian terus dijalankan,” jelasnya.
Sugiono menilai keberhasilan ini tidak hanya berdampak pada kenyamanan warga, namun juga meningkatkan daya tarik Samarinda sebagai kota layak investasi. Proyek drainase terpadu, normalisasi sungai, hingga pembangunan kolam retensi dinilainya sebagai langkah konkret yang patut diapresiasi karena memiliki dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat.
Ia juga menyebut bahwa visi Trisula Pembangunan yang diusung Pemkot meliputi pengendalian banjir, pembangunan infrastruktur & tata kota, serta penguatan ekonomi masyarakat merupakan strategi yang responsif dan realistis terhadap kondisi Samarinda saat ini.
“Dengan adanya IKN, Samarinda harus bisa menjadi pusat logistik, ekonomi, dan SDM pendukung. Itu hanya bisa dicapai jika pembangunan di sini dirancang dengan arah yang jelas dan eksekusi yang solid,” tuturnya.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa keberhasilan pembangunan tidak bisa hanya ditopang oleh eksekutif semata. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, termasuk legislatif dan masyarakat.
“Kalau semua pihak kompak, hasilnya akan lebih maksimal. Jangan ada lagi pembangunan mandek karena ego sektoral atau saling kritik yang tidak membangun,” ucapnya.
DPRD Kaltim sendiri, lanjut Sugiono, siap memberikan dukungan dalam bentuk pengawasan dan penganggaran yang sejalan dengan kebutuhan strategis kota. Sinergi, menurutnya, adalah kunci dari seluruh rencana besar yang sedang digagas, terutama menjelang dimulainya masa aktif IKN.
“Sinergi antara legislatif dan eksekutif menjadi kunci utama dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, terutama untuk pembangunan IKN yang sangat masif ini,” tutup Sugiono.(ADV)