Eksistensi.id Samarinda – Syarifatul Sya’diah, Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur yang mewakili daerah pemilihan VI, menekankan urgensi perbaikan infrastruktur dan peningkatan aksesibilitas di Kabupaten Berau.
Ia menyatakan bahwa kondisi infrastruktur yang ada saat ini memerlukan perhatian khusus agar dapat mendukung kemajuan pembangunan di daerah tersebut.
“Secara geografis, Kabupaten Berau terdiri dari banyak pulau, oleh karena itu infrastruktur yang memadai sangat diperlukan untuk memperlancar mobilitas masyarakat serta mempermudah akses ke berbagai layanan penting,” ujar Syarifatul.
Sebagai daerah yang dikenal memiliki keindahan alam luar biasa, Kabupaten Berau memiliki sejumlah destinasi wisata terkenal, di antaranya Kepulauan Derawan, Maratua, Sangalaki, dan Kakaban.
Selain itu, destinasi wisata darat seperti Biduk-biduk, Air Terjun Tembalang, dan Hutan Mangrove Tanjung Batu juga membutuhkan pengembangan infrastruktur yang lebih baik untuk mendukung potensi pariwisata dan menarik lebih banyak pengunjung.
Syarifatul menekankan bahwa untuk meningkatkan pelayanan publik secara maksimal, dibutuhkan alokasi anggaran yang memadai.
Meskipun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Berau saat ini cukup baik, namun anggaran tersebut belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan pembangunan yang ada.
“Anggaran yang ada perlu difokuskan untuk memperbaiki infrastruktur, terutama jalan-jalan yang menghubungkan daerah pesisir dan akses ke berbagai destinasi wisata unggulan,” ungkapnya.
Ia berharap ada dukungan lebih lanjut dari pemerintah provinsi maupun pusat agar anggaran untuk infrastruktur di Kabupaten Berau dapat ditingkatkan.
Syarifatul juga mengusulkan agar pembangunan jalan menuju lokasi wisata, seperti akses menuju Tanjung Batu, mendapat perhatian lebih.
“Perjuangan kami akan terus berlanjut untuk memastikan bahwa kebutuhan pembangunan infrastruktur di Berau dapat terealisasi. Kami memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa infrastruktur di daerah ini berkembang demi kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.
Penulis Ainunnisa editor Redaksi eksistensi