Eksistensi.id, Samarinda — Proyek strategis Terowongan Selili kembali menuai sorotan dari DPRD Kota Samarinda, kali ini menyangkut sistem ventilasi yang belum memadai.
Komisi III DPRD menilai pemasangan blower yang belum lengkap berpotensi mengganggu keselamatan dan kenyamanan pengguna saat terowongan mulai dioperasikan.
Ketua Komisi III, Deni Hakim Anwar, menyebut hanya dua unit blower yang terpasang dari enam unit yang sebelumnya direncanakan.
Hal ini ia ungkapkan usai melakukan peninjauan langsung ke lokasi proyek bersama Dinas PUPR.
“Saat ini baru dua blower yang terpasang, padahal informasinya seharusnya ada enam. Ini tentu menjadi perhatian serius,” kata Deni, Senin (14/07/2025).
Deni menjelaskan, ketidaksesuaian jumlah blower kemungkinan disebabkan oleh perubahan panjang terowongan yang kini bertambah sekitar 72 meter dari desain awal. Imbasnya, kebutuhan sistem ventilasi pun meningkat.
“Dengan penambahan panjang itu, kami perkirakan total kebutuhan blower bisa mencapai sepuluh unit. Ini yang sedang kami dalami, termasuk meminta penjelasan teknis dari perencana dan konsultan proyek,” jelasnya.
Menurut DPRD, sistem blower bukan sekadar pelengkap, melainkan elemen vital untuk memastikan sirkulasi udara dalam terowongan tetap aman, terutama dalam kondisi darurat. Karena itu, kelengkapan sistem ini wajib dipastikan sebelum tahap uji coba dilakukan.
“Kami ingin semua perangkat penunjang, terutama yang menyangkut keselamatan publik, harus rampung dan siap pakai sebelum terowongan difungsikan,” tegas Deni.(ADV)