Eksistensi.id, Samarinda — Program pendidikan gratis atau yang dikenal sebagai GratisPol dinilai sebagai tonggak penting dalam mewujudkan pemerataan akses pendidikan di Kalimantan Timur (Kaltim).
Namun, Wakil Ketua DPRD Kaltim, Yenni Eviliana, mengingatkan bahwa keberhasilan program ini sepenuhnya bergantung pada ketepatan perencanaan anggaran sejak tahap awal.
Yenni menyoroti potensi lonjakan peserta sebagai tantangan krusial yang perlu diantisipasi. Menurutnya, tanpa kalkulasi matang, skema bantuan pendidikan ini bisa terganggu di tengah jalan, terutama jika permintaan meningkat secara drastis.
“Lonjakan peserta adalah keniscayaan yang harus diantisipasi. Jika anggaran tidak dirancang fleksibel dan adaptif, program bisa keteteran bahkan berhenti di tengah jalan,” ujarnya, Minggu (29/6/25).
Sebagai wakil rakyat, Yenni menyatakan bahwa DPRD saat ini masih menunggu detail estimasi kebutuhan anggaran dari Pemerintah Provinsi Kaltim. Ia mengilustrasikan bahwa pertambahan jumlah penerima bisa berlangsung sangat cepat dari tahun ke tahun.
“Misalnya tahun ini hanya 100 penerima, tahun depan bisa melonjak jadi 300 atau lebih. Kita tidak tahu pasti berapa angka pastinya, tapi tren itu perlu diperhitungkan sejak sekarang,” paparnya.
Lebih dari sekadar program bantuan pendidikan, Yenni menekankan bahwa GratisPol mengandung makna strategis bagi masa depan masyarakat kelas menengah ke bawah. Ia menyebut inisiatif ini sebagai jembatan sosial yang bisa membuka peluang generasi muda untuk meraih masa depan yang lebih baik.
“Bagi keluarga dengan ekonomi terbatas, ini adalah harapan besar. Sayang kalau kandas hanya karena perencanaan anggarannya lemah,” ucap legislator perempuan itu.
Yenni juga memastikan bahwa DPRD akan menjalankan fungsi pengawasan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan GratisPol, dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan teknis di lapangan. Ia menyebut, semangat keadilan sosial adalah alasan mengapa program seperti ini harus dijaga kualitas pelaksanaannya.
“Pendidikan adalah sarana utama untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Maka, kita semua punya tanggung jawab menjaga agar program seperti GratisPol tidak hanya berjalan, tapi juga berhasil mencapai targetnya,” jelasnya.
Ia menambahkan, jika implementasi berjalan baik, maka manfaat GratisPol tidak hanya dirasakan di sektor pendidikan, tapi juga akan berdampak jangka panjang terhadap transformasi sosial masyarakat.
“Saya optimistis, jika biaya bukan lagi penghalang, akan banyak anak-anak Kaltim yang terdorong kembali ke sekolah. Bahkan mereka yang semula tak berniat melanjutkan pendidikan bisa berubah pikiran,” pungkasnya.(ADV)