Eksistensi.id, Samarinda – Anggota Komisi I DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Yusuf Mustafa, mendorong organisasi kemasyarakatan (ormas) dan paguyuban di Kaltim agar mengambil peran lebih aktif sebagai mitra strategis pemerintah dalam mempercepat pembangunan daerah yang inklusif dan berkeadilan.
“Keberadaan ormas dan paguyuban bukan sekadar pelengkap demokrasi, tapi bisa menjadi mitra yang konkret dalam perumusan hingga pelaksanaan kebijakan publik. Pemerintah daerah butuh mitra yang memahami dinamika masyarakat,” ujar Yusuf.
Ia menekankan pentingnya pembinaan dan sinergi antara pemerintah dan ormas agar peran sosial kemasyarakatan mereka berjalan sesuai fungsi, sekaligus menjadi kekuatan sosial yang produktif.
“Tidak masalah jumlah ormas banyak, justru banyak manfaatnya kalau dibina dengan baik. Yang penting adalah kolaborasinya, agar mereka bisa berperan sesuai fungsi pengabdian,” tegas politisi Partai Golkar ini.
Yusuf juga menggarisbawahi bahwa keberagaman budaya di Kaltim merupakan modal besar yang harus dimaksimalkan melalui kolaborasi antarkomunitas.
Ia menyebut komunitas Dayak, Kutai, Banjar, Jawa, Bugis, dan lainnya sebagai kekuatan pluralisme yang jika dikonsolidasikan, bisa memperkuat agenda pembangunan daerah.
“Kita tidak bisa membangun hanya dengan satu kelompok. Hari ini bukan era individu, melainkan era membangun super tim yang mengedepankan gotong royong lintas budaya,” ucapnya.
Lebih jauh, Yusuf menilai keharmonisan antarormas dan antarumat beragama yang terjaga di Kaltim menjadi fondasi kuat yang turut mendukung kepercayaan pemerintah pusat menjadikan wilayah ini sebagai lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Keberagaman yang hidup dalam harmoni adalah aset sosial kita. Modal seperti ini tidak dimiliki semua provinsi, dan ini harus dijaga agar pembangunan nasional, termasuk IKN, bisa berlangsung damai dan adil,” katanya.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk ormas dan paguyuban, untuk mengambil bagian dalam mengawal kebijakan yang pro-rakyat dan memastikan manfaat pembangunan dirasakan hingga ke akar rumput.
“Ormas harus jadi mitra pengawasan sekaligus agen perubahan. Mereka bisa bantu menjembatani aspirasi masyarakat ke pemerintah, agar pembangunan tidak elitis tapi benar-benar menyentuh kebutuhan rakyat,” pungkas Yusuf.(ADV)