Eksistensi.id Samarinda – Kekerasan terhadap anak di Kota Samarinda masih menjadi permasalahan yang memerlukan perhatian serius.
Banyak kasus yang tidak terungkap karena korban merasa takut atau enggan melapor akibat tekanan sosial dan rasa malu.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, mengungkapkan bahwa stigma sosial masih menjadi hambatan utama bagi anak-anak untuk mencari perlindungan dan melaporkan tindak kekerasan yang mereka alami.
“Banyak anak yang merasa takut atau malu untuk mengungkapkan pengalaman kekerasan yang mereka hadapi karena stigma yang berkembang di masyarakat. Akibatnya, banyak kasus tidak terdeteksi dan korban tidak mendapatkan perlindungan yang seharusnya,” ujarnya pada Selasa (25/2/2025).
Untuk mengatasi permasalahan ini, ia menekankan perlunya peningkatan sosialisasi dan edukasi mengenai perlindungan anak agar masyarakat lebih memahami cara mencegah serta menangani kasus kekerasan.
“Program perlindungan anak harus lebih sering disosialisasikan agar masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik dalam melindungi anak-anak dari tindak kekerasan,” tegasnya.
Selain itu, ia mendorong dinas terkait untuk lebih aktif melakukan penyuluhan di sekolah-sekolah, khususnya di tingkat SD dan SMP.
Menurutnya, edukasi sejak dini sangat penting untuk membekali anak-anak dengan pengetahuan mengenai bahaya kekerasan seksual serta risiko perilaku seksual di usia muda.
“Penyuluhan di sekolah sangat diperlukan agar anak-anak memahami bahaya kekerasan seksual dan bagaimana mereka dapat melindungi diri,” jelasnya.
Selain pendekatan langsung melalui institusi pendidikan, Puji juga mengusulkan pemanfaatan media digital sebagai sarana penyebaran informasi yang lebih luas dan efektif.
Ia menegaskan bahwa upaya pencegahan kekerasan terhadap anak bukan hanya menjadi tanggung jawab keluarga, tetapi juga memerlukan keterlibatan seluruh elemen masyarakat.
“Peran keluarga memang sangat penting sebagai pelindung utama, tetapi masyarakat juga harus turut serta dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak. Ini merupakan tanggung jawab bersama,” pungkasnya.
Penulis Nisnun Editor Redaksi Eksistensi