Eksistensi.id, Samarinda – Krisis kekurangan dokter spesialis di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi perhatian serius DPRD Kaltim.
Anggota Komisi IV, Sarkowi V. Zahry, menilai persoalan ini tidak bisa lagi ditangani dengan pendekatan biasa, melainkan memerlukan strategi rekrutmen yang lebih terarah dan sistematis, khususnya untuk menjangkau wilayah pedalaman dan terluar.
Sarkowi menyebut bahwa keterbatasan tenaga medis spesialis bukan sekadar persoalan teknis, tetapi telah menjadi masalah struktural yang berlangsung lama.
Ia menjelaskan bahwa proses perekrutan dokter spesialis kerap terkendala oleh mekanisme birokratis yang harus melalui Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan disesuaikan dengan rasio kebutuhan nasional dan daerah.
“Rekrutmen dokter spesialis memang tidak sederhana. Banyak prosedur yang harus dilalui dan sering kali tidak sinkron dengan kebutuhan riil di lapangan,” ujarnya, Sabtu (5/7/2025).
Sebagai bagian dari solusi, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman (FK Unmul) guna membuka peluang lebih besar bagi calon dokter dari daerah.
Sosialisasi pun dilakukan untuk mendorong partisipasi anak-anak daerah agar bersedia mengabdi di kampung halamannya.
Namun, upaya tersebut belum menunjukkan hasil maksimal. Sarkowi mengungkapkan bahwa meskipun kuota telah ditambah, minat dari calon mahasiswa asal daerah pedalaman dan 3T (tertinggal, terdepan, terluar) masih rendah.
“Ini justru menjadi ironi. Ruang sudah dibuka, tapi partisipasi dari daerah masih minim. Artinya kita perlu sistem baru yang lebih terarah dan berbasis realita lokal,” tegasnya.
Menurut Sarkowi, masalah ini tidak cukup diselesaikan di meja rapat, melainkan membutuhkan pendekatan lintas sektor, termasuk insentif yang menarik, jaminan karier, serta program afirmasi pendidikan kedokteran bagi daerah-daerah yang kekurangan tenaga medis.
“Kita perlu reformasi kecil dalam pola rekrutmen dan pembinaan SDM kesehatan. Jika tidak, kekosongan dokter spesialis di daerah akan terus menjadi masalah menahun,” tandasnya.(ADV)
Penulis : Nurfa | Editor: Redaksi