Eksistensi.id, Samarinda — Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Samsun, menekankan bahwa pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) harus ditingkatkan melalui penguatan infrastruktur dasar.
Hal ini dianggap krusial demi menciptakan petani yang mandiri dan tidak lagi bergantung pada bantuan pemerintah.
“Kita ingin petani yang mandiri. Kalau infrastrukturnya lengkap irigasi, jalan usaha tani, gudang, pasar petani bisa bergerak sendiri tanpa menunggu bantuan lagi,” ujar Samsun, Rabu (25/6/25).
Ia mengapresiasi capaian pemerintahan sebelumnya di sektor pertanian, khususnya keberhasilan swasembada jagung di sejumlah kecamatan. Namun menurutnya, capaian tersebut baru permulaan dan harus ditopang oleh sistem pendukung yang lebih kokoh.
“Jangan cepat puas. Kita sudah punya pondasinya, tinggal dibangun lebih kuat. Karena tanpa infrastruktur, produktivitas petani sulit meningkat,” tuturnya.
Samsun menyoroti minimnya akses jalan menuju lahan pertanian dan distribusi hasil panen sebagai salah satu hambatan utama yang kerap dikeluhkan petani.
Ia menegaskan, kondisi tersebut menyebabkan penurunan kualitas hasil panen serta membebani biaya operasional petani.
“Bayangkan panen sayur dari desa harus lewat jalan rusak, hasilnya bisa rusak sebelum sampai pasar. Ujungnya harga turun dan rugi. Ini yang harus jadi perhatian serius,” tegas politisi PDI Perjuangan itu.
Ia mendorong agar pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati baru, Aulia Rahman dan Rendi Solihin, menjadikan sektor pertanian sebagai prioritas, khususnya dalam konteks mendukung ketahanan pangan di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kukar ini lumbung pangan Kaltim. Kalau disiapkan dengan serius, Kukar bisa jadi penyangga utama pangan untuk IKN. Tapi ya itu tadi, infrastrukturnya harus dibenahi dulu,” katanya.
Tak hanya soal jalan dan irigasi, Samsun juga menekankan pentingnya konektivitas digital dan pasar modern yang memudahkan petani menjual hasil panen langsung ke konsumen tanpa melalui tengkulak.
“Kita bicara pertanian modern, bukan sekadar bertani seperti dulu. Digitalisasi, gudang penyimpanan, akses pasar online semua itu penting. Tapi tetap dimulai dari fondasi: jalan dan air,” pungkasnya.(ADV)